Senin, 01 April 2013

Cerpen BEDA


Saat aku duduk di taman tiba tiba semilir wangi melewatiku, wangi parfum yang sangat ku kenal. Kucari lirik kanan kiri mencari seorang yang ku kenal tapi hanya ada seorang cowo yang tidak ku kenal telah melewatiku. “ Ya…h” keluhku saat tak menemukannya.

“Kak Daniel, iya itu wangi parfum kak Daniel.” Seketika aku langsung ingat Kak Daniel. “ aku kangen kak, kk gak pernah hadir lagi dalam hidupku. Kk pergi dan hanya meninggalkan sebuah tanda Tanya yang besar dalam hatiku” curhatku dalam hatiku. Ya aku sangat merindukannya.

Aku mengenal Kak Daniel saat aku ikut salah satu forum kebudayaan di bandung. Saat itu kami berkenalan. Awalnya aku hanya menganggap Kak Daniel sebagai teman. Ya teman yang asik karena kak Daniel memang orangnya asik, PD, baik juga smart. Saat itu belum ada perasaan sayang yang aku rasakan padanya, karena saat itu pula aku punya Ardi cowo ku.

Cowoku terbilang posesif, dia gak suka aku ramah atau ngobrol pada cowo lain selain dia bahkan pada sahabatnya sendiri yang juga sahabatku juga dia ga suka. Tapi aku juga ga suka klo ga punya temen, kebanyakan temen temenku cowo tapi itu pun udah jelas aku kasih tau klo qt temen tapi tetep aja minta aku untuk menjauh dari temen temen ku.

Sedih memang harus menjauh dari teman teman yang udah seperti keluarga tapi aku lakukan untuknya. Tak jarang aku meng iya kan semua tuntutannya, hingga aku bertemu dengan kak Daniel. Kak Daniel sangat dewasa, dia membuatku berfikir lebih jauh ke depan dan memberiku cara pandang baru. Dy bagai kk yang membimbing aku untuk lebih baik. Aku merasa nyaman bersamanya..

Suatu hari aku diajak maen ke sebuah mall di Bandung, katanya sih mau beli sandal kak Daniel minta aku yang pilihin. Ya sudah aku iya kan saja toh cuma pilihin sandal aja. Dan aku ga bilang ma ardi klo aku pergi bareng kak Daniel.
Acara beli sandal diganti jadi acara makan makan dan maen game di Timezone, asik, rame, seru, dan lepas. Kami tertawa dan bersenang senang hingga acara beli sandalnya ga inget. Aku sangat menikmati hari itu. Hari itu akan jadi kenangan aku bersama kak Daniel. Baru sekarang ini aku memahami kalau hari itu adalah first date kami. Dulu yang aku pahami Cuma anterin kak Daniel nyari sandal sambil maen maen.Tapi suasana berbeda mulai aku rasakan saat bersama ardi.

Ardi tiba tiba cuekin aku, gak peduliin aku, marah marah ma aku. Aku bingung dengan perubahannya dia. Entah apa yang dia pikirkan dan rasakan aku ga tau. Aku merasa tertekan, confuse, and ga tau harus ngapain. Berhari hari aku dalam keadaan seperti itu, tapi untungnya ada kak Daniel yang menyemangatiku. Kak Daniel membuatku tenang walau hanya dengan kata kata di sms.

Hari minggu pagi aku di ajak Kak Daniel Futsal. Aku Cuma nemenin aja yang main kan Kak Daniel bareng temen temennya. Hari yang indah dimana aku bisa melupakan Ardi dan sikapnya padaku. Dilapangan Futsal ini lah aku bisa merasakan rasa nyaman, tenang, damai hanya dengan melihatnya. Beberapa temannya yang belum masuk lapangan memberiku rentetan pertanyaan dari mana aku mengenalnya, bagaimana bisa bertemu, aku kuliah dimana, kelahiranku dan banyak hal lainnya.

Ga masalah buatku semua pertanyaannya  selama aku masih merasa nyaman dengan pertanyaannya. Yang aku ingat saat kak Daniel minta di ganti dan masuk pinggir lapangan..

“ lap in donk kk nya “ goda teman kak Daniel
“ hehe ini kak lap nya dan ini kak minumnya “ kata ku pada kak Daniel
“ haha apa sih, sirik aja hahaha” kata kak Daniel sambil tertawa ke temannya
“ makasih yah “ katanya padaku sambil minum
                    Lalu aku kembali melihat ke lapangan..
“ kk cakep yah? “ kata Kak Daniel pada ku
“ hah apa? “ kataku gak denger
“ kk cakep yah ? “ katanya mengulangi
“ umm, biasa aja “ sambil melihat kak Daniel yang basah kuyup oleh keringat
“ masa sih, dari tadi pas kk maen, kamu liatin kk terus “ katanya
“ups, gimana dy tau aku liatin terus yah” kata ku dalam hati
“ ngga ah, aku liat temen temen kk juga “ kataku ngeles sambil  senyum senyum
“ kk beda yah “ kata nya
“ hah, beda maksudnya “ kataku
“ iya beda, beda aja gt. Beda dari yang lain “ katanya menyakinkanku
“ oh, ya gt, iya aja lah “ kataku masih ga ngerti

Sejak kak Daniel bilang klo dia itu beda dari yang lain, aku melihatnya secara berbeda dari sebelumnya, aku melihatnya sebagai pria. Bukan teman atau kakak. Canda tawa selama futsal makin meyakinkan ku bahwa kak Daniel berbeda..
Setelah futsal usai kami makan makan di café dekat dengan gedung futsalnya. Setelah selesai makan dan ngobrol kami pun bubar pulang. Kak Daniel mengantarkan ku pulang dulu. Hujan mulai turun rintik rintik kak Daniel memintaku tuk memeluknya..

“Ra, kk ngebut yah. Mau hujan biar ga kehujanan” kata kak Daniel
“owh iya “ jawabku
“Peluk erat kk ya ra!” pinta kak Daniel
“ iya “ jawabku

Benar saja kak Daniel memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Meliuk liuk agar cepat sampai dan gak kena hujan. Selama perjalanan pulang aku memeluknya erat dan parfumnya tercium. Memberikan ku kenyamanan walau dalam keadaan  ngebut. Ya dia berbeda..

Setelah sampai rumah ku, kak Daniel pamit pulang. Aku sedih harus melihatnya pergi. Merasa akan menghadapi kenyataan lagi yang harus ku hadapi. Tapi mau bagaimana lagi kak daniel kan harus pulang ga bisa aku peluk terus tuk mencium aroma tubuhnya ataupun terus memeluknya.

Hari ini aku bertekad tuk menyelesaikan masalah ku dengan Ardi yang menyita pikiran ku. Aku mendatangi ardi dan menanyakan kenapa dia bersikap marah marah. Kupikir membiarkannya beberapa hari akan mengurangi amarahnya, ternyata tidak. Ardi marah marah dan bilang aku ngedate dengan pria lain. Dia memata-mataiku saat aku dengan kak Daniel di mall saat main di timezone yang kupikir hanya mengantar kak Daniel membeli sandal. Saat aku jelaskan aku hanya nemenin buat nyari sandal tapi Ardi tetap ga percaya dan terus marah marah pada akhirnya diambil keputusan kami break.

Perasaan sedih, marah, kecewa ku rasakan campur aduk dalam hati dan pikiranku, kuliahku ga focus dan aku sering menangis. Aku sangat tertekan dengan semua ini. Hanya kak Daniel yang bisa membuatku tenang. Entah kenapa aku hanya ingat kak Daniel.

Aku kembali bertemu dengan kak Daniel, aku menceritakan semua yang kurasakan dengan ardi, semua kepedihan ku, kesedihan ku, aku menangis pada kak Daniel. Kak Daniel lalu memeluku tuk tenangkan aku, pelukannya membuatku lebih tenang walau aku masih menangis tapi hatiku lebih tenang dan damai.

“Ra, kk sayang kamu, kk ga rela kamu digini-in sama Ardi. “
“ kk, Rara bingung. Kenapa Rara disalahin aja. Kenapa Rara ga boleh ketemu kk. Rara sayang kk, Cuma kk yang bikin Rara bisa merasa tenang “ kataku sambil menangis

Perbincangan itu membuatku merasa kalau kak Daniel akan melindungiku dan menyayangiku layaknya seorang kk pada adiknya. Dan aku kembali melihatnya sebagai kk..

Aku habiskan hari hari ku dengan teman-teman dan kak Daniel agar aku gak memikirkan Ardi terus. Ya aku masih tertekan dengan status hubungan kami yang break, dimana aku masih tidak tahu arti break itu sendiri. Aku masih mencintai Ardi tapi entah apa Ardi masih mencintaiku atau tidak…

Suatu hari Ardi sms ku minta ketemuan di rumahnya.. aku pergi kerumahnya dan disambut dengan kemarahan.
“ kamu, aku kasih break bukannya mikir malah mesra mesra an sama cowo lain” kata Ardi
“ hah, siapa yang mesra mesraan?”
“ ah udah lah, banyak alasan, kamu kayak cewe murahan aja !”

Mendengar Ardi mengatakan itu hatiku seperti ditusuk dan dirobek. Tapi aku ga bisa berkata apapun ga bisa melakukan apapun, mendengar itu aku lemas. Ga percaya dengan apa yang telah aku lakukan selama ini, Ardi mengatakan aku cewe murahan.

Aku terdiam lemas selama Ardi membentak ku, marah marah. Dalam hati aku teriak kak Daniel tolong aku.
Akhirnya aku dan Ardi putus dengan tidak baik. Berakhir dengan kesedihan. Cowo yang selama ini aku cintai, aku sayangi menginggalkan aku. Sakit hati ini dimaki oleh orang yang ku sayangi. Semua yang telah aku lakukan, aku berikan, pengorbanan ku semuanya sia sia..

Dalam galaunya hatiku aku bertemu dengan kak Daniel, bersamanya membuat ku merasa tenang membuatku bisa berfikir jernih.
“ Ra, gimana kamu ma Ardi ?”
“ …” Aku hanya senyum kecil
“ardi sms kk”
“hah, sms apa?”
“biar Cuma kk ama dia aja yang tau”
“Oh My God, apa kak please bilang ma Rara.. “
“gimana caranya Ardi tau nomor kk yah Ra?
“Mungkin Saat Ardi pegang HP Rara kak, soalnya Ardi suka cek hp Rara, dari pulsa, jumlah sms yang keluar dan masuk ama tlp yang masuk n keluar juga miskol di cek in ma dia “
“ hah, itu kan privasi ga boleh kaya gt. Kenapa kamu ngebolehin?”
“aku gmw dimarahi kak, kak please apa yang dia bilang”
“udah udah, biar Cuma kk dan dia yang tau “ kata kk sambil elus elus kepalaku
“……” Lalu aku terdiam gak tau harus apa..

Entah apa yang Ardi bilang pada kak Daniel hingga saat ini pun aku gak tau apa isinya. Jujur saja aku takut Ardi bicara yang macam macam dan ga benar karena Ardi yang bersifat nekat dan ga peduli perasaan aku. Aku takut, sangat takut pada apa yang Ardi bilang. Dan aku juga takut bila aku mengetahuinya hatiku akan kembali tersakiti.

“Ra, kk sayang kamu, kalau qt jadian kk pengen tanggal jadian qt tanggal 11 januari. Biar ada lagunya gt kan keren”
“kk kenapa sayang ma Rara ?”
“kk sayang Rara, karena Rara baik, Rara manis dan kk bisa merubah Rara menjadi lebih baik. Kk suka itu. Rara masih perlu di bimbing, kk mau kk yang bimbing Rara” jelas kak Daniel
“kak, Rara juga sayang kk, tapi Rara sendiri juga masih bingung ma perasaan Rara. Apa Rara sayang kk sebagai cowo atau kk, tapi kk bisa memberi Rara ketenangan yang Rara butuhin karena cuma kk yang bisa memberikan itu pada Rara.” Kata ku

Setelah saat itu aku mulai menarik diri dari kak Daniel, aku tau dan yakin aku menyayanginya lebih dari seorang kk, tapi aku ga mau kak Daniel menjadi pihak ke 3 dalam kandasnya hubunganku dengan Ardi, yang selama ini Ardi pikirkan. Dan Tampaknya Kak Daniel juga sama dengan ku menarik diri yang tak ku tahu hanya alasan dia menarik diri dari ku.
Berbulan bulan lamanya sering aku merindukan kak Daniel, memikirkan kak Daniel sedang apa, lihat foto, bahkan sengaja lewat lewat ke depan kantornya hanya untuk melihatnya. Ingin aku teriak kalau aku menyayangi kak Daniel. Sering ku habiskan waktu bersama teman teman untuk melupakan perasaan galau ku. Tapi tak berhasil Kak Daniel tampak seperti ada dalam mataku.

Saat aku butuh dan kangen kak Daniel aku melihat bintang di langit dan aku curahkan semua perasaanku pada bintang itu, bahkan tak terasa sampai menangis. Rasa sayang ini lebih kuat dari sebelumnya. Aku menginginkannya lebih dari apapun. Tapi aku tak bisa. Aku merasa ada dinding tebal yang menghalangi aku dengan kak Daniel.

Saat perjalanan pulang kuliah tiba tiba kak Daniel nelpon. Senangnya hatiku tak bisa di gambarkan dalam situasi apapun. Aku pinggirkan mobil agar aku hanya focus pada suara kak Daniel.
“Halo,  Assalamualaikum “ Salam ku
“Walaikumsallam, Halo Ra apa kabar?”
“Alhamdulilah kak baik, kk gimana kabarnya?”
“alhamdulilah juga kk baik, Rara lagi kuliah ga?”
“ngga kak, udah pulang ni juga lagi dijalan. Ada apa kak?
“owh gt, gpp cuma pengen nelpon aja hee”
“owh hehe, kirain ada apaaaaaaaaa gt”
“hehe, lama ya ga contact kamu”
“iya iya dah lama ga ada contact, pada sibuk kali yah jadi ga sempet bwt telpon telponan lagi”
“iya nih sibuk terus kk nya, by the way sekarang kamu lagi sama siapa?”
“hehe, nggak sama siapa siapa kak, Rara lagi sendiri.” Kataku berharap kak Daniel bilang sayang padaku aku saat itu juga
“owh sendirian aja ya sekarang mah”
“hee ya gt deh ka”
“yaudah kk kerja lagi yah, hati hati dijalan”
“owh iya ka, met kerja yah”

Aku sangat berharap kak Daniel bilang kangen bahkan bilang sayang lagi padaku tadi saat dy nelpon tapi ternyata tidak, tidak ada kata kangen apalagi sayang. Sedih tapi mau gimana lagi aku ga mau memaksakan perasaanku padanya..

Kutatap foto kak Daniel, aku usap pipinya. Dalam hatiku berkata “ kak, apa kk sudah melupakan aku, apa kk sudah ga menyayangiku lagi seperti dahulu, kenapa? Apa aku sudah ga baik lagi? Aku sendiri, ga mau punya pacar lagi setelah sekian lama. Aku hanya menunggu kk. Kenapa kk gak Tanya lagi tentang perasaanku, aku kini mencintai dan menyangangimu lebih dari sekedar kk, aku pengen kk ada di sampingku, aku pengen kk yang mewarnai hari hariku. Aku inginkan kk” air mata yang kubendung tak terbendung lagi dan mulai meneteskan air mata, tangisku mulai menjadi jadi. Yang ku inginkan hanyalah bersandar pada kak Daniel.

Hari demi hari aku lewati dengan berharap perasaan ini akan sirna seiring dengan waktu.. beberapa cowo mulai mendekatiku dan berharap mendapatkan hatiku. Jujur saja aku ingin melupakan kak Daniel tapi aku tak ingin melukai seseorang karena perasaanku yang masih terpaut pada kak Daniel.

Saat ku mendengar kak Daniel sudah punya pasangan, tak perlu waktu lama aku sudah mulai menangis. Di depan teman teman aku menangis tanpa sebab.
“Ra, kamu kenapa?” Tanya Dwi
“Kak Daniel udah punya pasangan Dwi.” Kataku
“ya sudah lah lupakan perasaan mu itu, kamu gak akan bisa move on kalau kamu masih menyimpan rasa itu. Kamu bisa menerima cinta lain yang lebih baik dari kak Daniel kan ra”
“mungkin untuk saat ini belum bisa Dwi” kata ku
“kenapa? Apa yang membuat perasaanmu bertahan pada kak Daniel sampai sekarang?” Tanya Dwi
“karena dia beda” kataku tegas

Cerita ini hanyalah fiktif semata,
kejadian yang sama atau serupa hanyalah sebuah betulan yang tidak disengaja.
May 5- 06 - 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar